Bogor, 20 April 2013. Computer assisted sperm analysis (CASA) merupakan salah satu teknik evaluasi sperma atau semen yang bersifat otomatis, objektif dan terstandar berdasarkan analisis gambar menggunakan alat bantu komputer. “Saat ini, teknik evaluasi sperma/semen menggunakan CASA tidak hanya mampu menganalisis motilitas dan konsentrasi sperma, melainkan lebih jauh telah mampu menganalisis morfologi, vitalitas (viabilitas) dan fragmentasi DNA sperma,” papar Prof Gerhard van der Horst pada Workshop satu hari di kampus Fakultas Kedokteran Hewan IPB, Bogor, pada Kamis (18/4). Workshop yang mengambil tema “Computer Assisted Sperm Analysis (CASA) Technique and DNA Fragmentation Screening: A Powerful and Modern Evaluation System of Bull Fertility” ini dibuka langsung oleh Dekan FKH IPB, Dr Drh Srihadi Agungpriyono, PAVet(K).

 

Bogor, 20 April 2013. Computer assisted sperm analysis (CASA) merupakan salah satu teknik evaluasi sperma atau semen yang bersifat otomatis, objektif dan terstandar berdasarkan analisis gambar menggunakan alat bantu komputer. “Saat ini, teknik evaluasi sperma/semen menggunakan CASA tidak hanya mampu menganalisis motilitas dan konsentrasi sperma, melainkan lebih jauh telah mampu menganalisis morfologi, vitalitas (viabilitas) dan fragmentasi DNA sperma,” papar Prof Gerhard van der Horst pada Workshop satu hari di kampus Fakultas Kedokteran Hewan IPB, Bogor, pada Kamis (18/4). Workshop yang mengambil tema “Computer Assisted Sperm Analysis (CASA) Technique and DNA Fragmentation Screening: A Powerful and Modern Evaluation System of Bull Fertility” ini dibuka langsung oleh Dekan FKH IPB, Dr Drh Srihadi Agungpriyono, PAVet(K).

Evaluasi semen menggunakan CASA sangat berguna untuk menghilangkan bias yang terjadi jika evaluasi menggunakan manual oleh manusia. Selama quality control dan standarisasi alat dilakukan dengan baik, CASA merupakan alat evaluasi yang sangat objektif dan terstandar serta dapat melakukan evaluasi banyak parameter sekaligus dalam waktu hitungan detik.

Lebih jauh, Prof Gerhard, professor emeritus dari University of Western Cape, Bellville, Afrika Selatan, menyampaikan bahwa terdapat variasi spesies dalam hal pola motilitas serta morfologi spermatozoa. Saat ini, teknik CASA sudah banyak dipakai untuk spermatozoa berbagai spesies, mulai dari manusia, primata, sapi, kuda, domba, babi,gajah, lumba-lumba, ikan bahkan marsupial (hewan berkantong) seperti kangguru. Baru-baru ini, analisis sperma onta juga telah dilakukan dengan menggunakan CASA.

Analisis spesifik pola hipermotilitas juga sangat akurat jika dilakukan dengan CASA. Pola hipermotilitas berbeda-beda tergantung spesies, mulai pola seperti “bintang” atau dikenal sebagai “starspin” seperti pada sperma sapi, sampai dengan pola “lingkaran” atau “circle” seperti pada jenis ikan. Prof Gerhard menyampaikan bahwa pola hipermotilitas spermatozoa tergantung pada pola motilitas progresif spermatozoa tersebut. Pola motilitas progresif yang berbeda akan menghasilkan pola hipermotilitas yang berbeda pula.

Apakah CASA dapat dijadikan acuan di dalam pemilihan pejantan unggul? Prof Gerhard menyampaikan bahwa faktor fertilitas ditentukan oleh banyak faktor. Dibutuhkan analisis yang komprehensif untuk memperoleh gambaran utuh dari status fertilitas suatu pejantan, baru bisa diputuskan apakah seekor penjantan bisa dikatakan unggul atau tidak. Meskipun demikian, evaluasi dengan teknik CASA dapat membantu mendapatkan gambaran fertilitas yang lebih komprehensif terutama dari sisi kualitas sperma.

Evaluasi fragmentasi DNA sperma merupakan salah satu parameter yang baru dalam evalusi sperma. Teknik ini dapat menganalisis untaian DNA yang putus (broken) yang menyebabkan kerusakan (damage) pada DNA. Fragmentasi DNA dapat dianalisis menggunakan berbagai metode, seperti sperm chromatin structure assay (SCSA), terminal deoxynucleotidyl transferase dUTP nick end labeling (TUNEL), comet assay, dan yang terbaru menggunakan sperm chromatin dispersion (SCD). Seperti halnya motilitas, pola fragmentasi DNA sperma juga berbeda-beda tergantung spesies dan telah dapat dilakukan hampir pada semua spesies mulai dari mamalia, aves, pisces sampai marsupial.

Workshop yang disponsori oleh perusahan Goldenlab International dan Microptic ini juga memberikan kesempatan kepada setiap peserta untuk melakukan praktek langsung penggunaan teknik CASA dan evaluasi fragmentasi DNA pada sperma. Praktek menggunakan semen segar domba, semen beku-cair sapi, serta semen segar ikan mas. Praktek CASA dan fragmentasi DNA ini diikuti dengan antusias oleh peserta yang datang dari berbagai instansi, seperti balai inseminasi buatan nasional dan daerah, pusat penelitian, dosen, dan mahasiswa pascasarjana.  [Anto]

 

Â