Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University selenggarakan General Lecture Webinar Global Health Agromaritime – One Health Collaborating Center (GHA-OHCC) IPB University dengan tema ”Potensi Emerging Infectious Diseases yang Bersumber dari Satwa Liar”, 15/10. Kegiatan ini merupakan Kerjasama IPB University dengan Indonesia One Health University Network (INDOHUN) yang digelar secara online melalui zoom dan dan dapat disaksikan secara live streaming di kanal youtube SKHB IPB Official.

General lecture ini bertujuan untuk mempromosikan pembentukkan GHA-OHCC di IPB University. Selain itu, kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat luas terhadap penyakit zoonosis terutama penyebab, dampak, dan pencegahannya. Kegiatan telah diikuti oleh mahasiswa dan dosen SKHB IPB University, serta masyarakat umum.

Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber yaitu Prof. Drh. Srihadi Agungpriyono, Ph.D., PAVet(K), DACCM (Guru Besar SKHB IPB University); Dr. Ichwan M. Mihardja, S.Si, M.Si (Analis Kebijakan Subdit Pengawetan Spesies dan Genetik), Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati, Dr. drh. Joko Pamungkas M.Sc Dosen SKHB IPB University  yang di moderatori oleh Dr drh Ligaya ITA Tumbelaka, Sp. MP., M.Sc Dosen SKHB IPB University.

Dekan SKHB IPB University, Prof. drh. Deni Noviana, Ph.D, DAiCVIM menyampaikan bahwa webinar ini merupakan salah satu rangkaian road to GHA-OHCC dengan tagline yang diusung yakni “Global Health Trough Agromaritime”.

“Permasalahan kesehatan global adalah masalah kompleks yang harus ditangani secara kolaboratif dengan melibatkan berbagai bidang disiplin ilmu. IPB University sebagai perguruan tinggi yang memiliki keunggulan dalam bidang agromaritim di Indonesia berkomitmen untuk terus berkontribusi melalu program GHA-OHCC,” jelas Prof Deni.

Lebih lanjut, Prof Deni menyampaikan rangkaian kegiatan GHA-OHCC diawali dengan kegiatan webinar, Student Club OHCC, kelas berseri, pelatihan, workshop, seminar, dan kegiatan insidental.

Sementara itu, Koordinator INDOHUN, Prof. Dr. Agus Suwandono, MPH, Dr.PH menyampaikan webinar ini merupakan rangkaian dari GHA-OHCC dalam rangka pengembangan kemitraan SKHB dengan INDOHUN dan mempromosikan pembentukkan GHA-OHCC di IPB University. Kegiatan ini ditujukan  untuk meningkatkan pemahaman kepada mahasiswa, dosen, dan para peserta terhadap potensi penyakit zoonosis terkait dampak dan pencegahannya.

Lebih lanjut Prof Agus menyampaikan informasi tentang INDOHUN, yakni asosiasi jejaring universitas serta fakultas-fakultas rumpun kesehatan atau yang berhubungan dengan kesehatan yang berfokus pada penanggulangan masalah zoonosis, emerging infectious diseases dan permasalahan kesehatan kompleks lainnya dengan menggunakan pendekatan One Health.

One health  merupakan suatu pendekatan yang ingin mengoptimalkan terjadinya Kooperasi, Koordinasi, Kolaborasi, dan Komunikasi (4K) untuk penanggulangan zoonosis. Penerapan 4K ini harus dilakukan pada saat deteksi atau prediksi, preventif, promotif, respon dengan benar, efektif, dan berkesinambungan oleh para pelaksana dalam pengendalian zoonosis,” jelas Prof Agus.

Pada kesempatan ini, Prof Srihadi menyampaikan materi dengan topik ”Pendekatan One Health pada Berbagai Komponen Ekologi untuk Perwujudan Ekosistem Global yang Sehat”. Dalam sebuah ekosistem keberadaan hewan memiliki peranannya masing-masing, misalnya predator berperan dalam menjaga keseimbangan populasi di lingkungan atau ekosistem guna mengurangi atau menstabilkan hewan-hewan yang melebihi jumlah populasi.

One Health ini merupakan aktivitas global yang penting berdasarkan konsep bahwa kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan atau ekosistem bersifat saling bergantung satu sama lain atau interdependen. Tenaga profesional, yang bekerja dalam satu lingkup area, dapat memberikan pelayanan yang terbaik dengan cara saling berkolaborasi untuk mencapai tujuan. Peran dan pengaruh One Health sangat penting bagi masyarakat, lingkungan maupun makhluk hidup lain untuk mencegah, mempersiapkan, mendeteksi, dan menanggapi isu-isu yang mengancam kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.

Dalam kesempatan yang sama, Dr Ichwan menyampaikan materi dengan topik ”Kebijakan KLHK dalam Pengelolaan Penyakit di Satwa Liar”. Upaya pencegahan dan penanganan penyakit di satwa liar dengan cara memperkuat regulasi dan kelembagaan, meningkatkan SDM tenaga medik konservasi, pembuatan protokol pengelolaan penyakit, implementasi sistem informasi SehatSatli dan surveilans penyakit.

“Langkah-langkah pengelolaan zoonosis di satwa liar di antaranya identifikasi jenis penyakit zoonosis in situ dan ex situ, pelaporan penyakit ke sistem informasi SehatSatli, surveilance, penentuan penyakit prioritas, dan implementasi pendekatan one health,” jelas Dr Ichwan.

 Lebih lanjut, Dr Ichwan menyampaikan penyakit yang sering ditangani oleh para dokter hewan pada satwa liar di antaranya flu burung (zoonotic priority OHZDP), tubercolosis (zoonotic priority OHZDP), malaria, rabies (zoonotic priority OHZDP), dan meliodosis. Selanjutnya, penyakit yang mengancam pada satwa liar di antaranya anthrax, nipah, leptospirosis, dan brucellosis.

Dr. Joko Pamungkas menyampaikan materi dengan topik ”Potensi Penyebaran Emerging Infectious Diseases melalui Pola Konsumsi Daging Satwa Liar”. Emerging Infectious Diseases (EIDs) merupakan penyakit menular yang baru muncul dalam suatu populasi dengan insiden atau jangkauan geografisnya meningkat pesat dalam masa tertentu. Pemicu kemunculan EIDs terdapat beberapa faktor, yakni lingkungan terkait dengan perubahan iklim, perubahan pemanfaatan, penggundulan hutan, peningkatan populasi manusia, perubahan industri, dan kemajuan transportasi.

“Satwa liar menjadi penting dalam pendekatan atau konsep One Health karena satwa liar merupakan penjaga yang berharga terhadap berberapa ancaman penyakit pada manusia dan hewan domestik. Kejadian penyakit di satwa liar juga dapat mengancam keberlangsungan konservasi keanekaragaman hayati dan ekosistem,” jelas Dr. Joko. (ns)