Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University selenggarakan kegiatan terakhir dari rangkaian kegiatan Zoetis-SKHB Academy dengan tema “NextGen Vetz Membangun Generasi Calon Dokter Hewan Berkualitas”, 18/3. Kegiatan yang diketuai oleh Dr. drh. Anisa Rahma, M.Si ini terdiri dari 15 orang Duta Zoetis-SKHB akademi. Kegiatan ini yang merupakan kerjasama SKHB IPB University dengan PT Zoetis Animalhealth Indonesia.

Seminar terakhir dari Zoetis-SKHB academy dibuka untuk 50 peserta umum. Kegiatan dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB University Prof. drh. Deni Noviana, PhD, DAiCVIM, Plt Dekan SKHB Prof. drh. Ni Wayan Kurniani Karja, M.S, Ph.D, APVet, Wadek Sumber Daya, Kerjasama dan Pengembangan Dr. Drh. Andriyanto, M.Si, dan General Manager PT Zoetis AnimalHealth Indonesia Drh Ulrich Erik Ginting.

Sesi pertama seminar menghadirkan tiga narasumber, yaitu Drh Laurensius Yuvianto dengan materi “Waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan darah”, Drh Tiara Putri Sajuthi dengan materi “Interpretasi hasil darah dihubungkan dengan gejala klinis dan treatment”, dan Suryani Adawiyah dengan materi “Value of Zoetis Vetcan Device”.

“Peneguhan diagnosa sangat penting dilakukan, salah satunya dengan melakukan pemeriksaan gambaran darah secara rutin. Best Practice koleksi sampel darah sangat penting sebelum dilakukan pemeriksaan dengan alat,” papar Laurensius.

Interpretasi hasil pemeriksaan darah sangat penting untuk dilakukan agar seorang dokter hewan dapat memberikan diagnosa serta pengobatan yang tepat.

“Sebagai contoh, anemia merupakan gejala klinis yang paling umum terjadi pada hewan (anjing dan kucing), sehingga pemeriksaan darah sangat penting dilakukan sebelum tindakan atau pengobatan,” jelas Tiara.

Sementara Suryani menjelaskan tentang VetScan, alat penunjang diagnosa pemeriksaan darah. Alat ini dapat dioperasikan dengan mudah, cepat, dan hasilnya akurat.

Narasumber sesi kedua, yaitu Drh Rezi Zahra A dengan materi “Before care of Vaccine” dan Drh Darwela Nuraisyah dengan materi “After care of Vaccine”. Kedua pembicara menekankan pentingnya penanganan produk vaksin, mulai dari produksi, penyimpanan, distribusi, hingga evaluasi pasca vaksinasi.

“Memastikan suhu selama penyimpanan dan pendistribusian dari pabrik sampai kepada konsumen akan memastikan efektivitas vaksin tetap terjaga,” jelas Rezi mengawali sesi pertama. Penggunaan alat pencatat untuk memonitor suhu selama penyimpanan dan pengiriman vaksin merupakan salah satu cara menilai apakah vaksin yang didistribusikan tersebut layak edar ataukah tidak.

“Setelah vaksinasi, maka dokter hewan sebaiknya mencatat nomor batch vaksin yang digunakan. Jika ada keluhan atau terjadi reaksi yang tidak diharapkan dari suatu vaksin, maka akan mudah dilacak, dilakukan tindakan penanganan, hingga evaluasi tingkat efektivitas dan keamanan dari vaksin yang beredar,” ungkap Darwela menjelaskan.

Di akhir acara diumumkan 3 terbaik Duta mahasiswa Zoetis-SKHB akademi. Mahasiswa tersebut kemudia diberikan hadiah berupa uang tunai dan kesempatan magang. Juara pertama yaitu Anis Ridha Nadzifah, juara kedua Raihanidya Salma dan juara ketiga Chandra Kusuma Dewi. Hadiah diberikan langsung oleh General Manager Zoetis Indonesia dan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB University. (AP/km)