17 Januari 2014. Awal Januari 2014 menjadi momentum berharga bagi Rifky Rizkiantino, salah satu mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan IPB, yaitu dengan dirilisnya buku yang berjudul “Cerita Bodor Koas (Cebok)”. Buku komedi yang menceritakan kisah sehari-hari mahasiswa yang berkecimpung di dunia pendidikan kedokteran, kedokteran gigi dan kedokteran hewan merupakan kolaborasi 4 orang penulis dari bidang medis yang berbeda disajikan dengan gaya bahasa yang segar dan menghibur.

 

17 Januari 2014. Awal Januari 2014 menjadi momentum berharga bagi Rifky Rizkiantino, salah satu mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan IPB, yaitu dengan dirilisnya buku yang berjudul “Cerita Bodor Koas (Cebok)”. Buku komedi yang menceritakan kisah sehari-hari mahasiswa yang berkecimpung di dunia pendidikan kedokteran, kedokteran gigi dan kedokteran hewan merupakan kolaborasi 4 orang penulis dari bidang medis yang berbeda disajikan dengan gaya bahasa yang segar dan menghibur.

 

Buku ini melengkapi buku sebelumnya yang berjudul “Diary Konyol Calon Dohe (Dokter Hewan)”, yang juga ditulis oleh salah satu lulusan FKH IPB dengan nama pena Ya Zahra. Meskipun demikian karena buku ini merupakan kompilasi dari para penulis di bidang medis yang berbeda, maka latar belakang para penulis tersebut semakin memperkaya isi cerita dan menjadi daya tarik tersendiri bagi yang membacanya.

Keberhasilan Rifky di dalam menulis buku ini semakin mengukuhkan bahwa bakat-bakat menulis pada mahasiswa dapat dikembangkan sejalan dengan proses perkuliahan di FKH IPB. Kita bisa lihat sebelumnya bagaimana Taufiq Ismail (penyair), Agnes Majestika (novelis), Adian Husaini (penulis buku, novel islami), dan Aris Ahmad Jaya (motivator, penulis buku best seller) juga telah mengasah bakatnya selama kuliah di FKH IPB.

Rifky yang saat ini masih menjalani pendidikan di semester 5 mengakui bahwa dunia kedokteran hewan belum banyak dibahas dalam bentuk cerita tertulis. Hal ini membuatnya bersemangat untuk memberikan gambaran keseharian menjalani pendidikan kedokteran hewan untuk dibagikan kepada masyarakat Indonesia, terutama rekan-rekan yang berprofesi di dunia medis lain dan anak-anak SMA yang akan menentukan jurusan setelah lulus nanti.

Ditemui di sela kesibukan UAS, Rifky mengungkapkan kesukaannya menulis telah dimulai sejak dia duduk di bangku SMA, dan mulai fokus bercerita tentang keseharian perkuliahannya di FKH IPB di blog pribadinya (http://rifkyrizkiantino.blogspot.com/). Ketika cerita-cerita yang ditulis sudah cukup banyak, Rifky memberanikan diri untuk mengirimkan kumpulan ceritanya ke penerbit Mediakita pada Juli 2013 lalu. Awalnya, naskah cerita tersebut merupakan satu kisah utuh tentang kedokteran hewan saja, yang hanya akan tertulis nama Rifky sebagai penulisnya jika naik cetak. Akan tetapi, ternyata penerbit Mediakita sedang menggarap proyek kompilasi cerita koas bersama dengan penulis dari kedokteran dan kedokteran gigi.

Meskipun saat ini Rifky belum menjalani masa koas, penerbit dengan cermat melihat peluang adanya dunia medis yang belum tereksplorasi, yaitu medis kedokteran hewan, sehingga diambillah keputusan untuk memasukkan naskah Rifky ke dalam bagian proyek tersebut. Akhirnya, penantian selama 5 bulan membuahkan hasil. Penerbit Medikita menghubungi Rifky untuk memberitahukan bahwa naskahnya akan naik cetak dalam bentuk cerita kompilasi.

Sebagai penulis baru, Rifky patut bersyukur dan bangga karena buku pertamanya ini dikolaborasikan dengan penulis yang telah menelurkan buku-buku best seller yaitu dr. Andreas Kurniawan (penulis ‘Buku Ajar Koas Racun’ jilid 1 dan 2) dan Tomy Aryanda, S.Kg (penulis ‘K.O.A.S: Kacaunya Obsesi Asisten Stress’ dan ‘Catatan Gila Dokter Galau: Curhat Dokter Gigi Muda Sindrom Koas’) yang saat ini masih menjalani koas kedokteran gigi, serta dr. Ni Nyoman Hima Cipta Nirmala yang sama-sama sebagai penulis baru dan saat ini sedang menjalani tugas sebagai dokter internship.

Selain menjalani kesehariannya sebagai mahasiswa kedokteran hewan yang selalu disibukkan dengan ujian, Rifky juga aktif dalam Himpunan Profesi Hewan Kesayangan dan Satwa Akuatik (HKSA) dan saat ini menjabat sebagai Kepala Divisi (Kadiv) Satwa Akuatik Eksotik. Wadah organisasi ini pulalah yang mendorong Rifky untuk aktif menulis tentang dunia pendidikan kedokteran hewan.

Rifky berharap, buku pertamanya ini tidak menjadi buku terakhirnya, karena Rifky tidak ingin merasa puas dan ingin terus kembali menulis. “Saya ingin buku Cerita Bodor Koas ini bisa menjadi kakak untuk buku-buku saya selanjutnya. Kalau bisa, saya ingin menulis buku bersama rekan-rekan kedokteran hewan lain nantinya, seperti dr. Andreas yang membentuk tim koas racun bersama rekan-rekan dokternya,” ungkap mahasiswa yang memiliki IPK 3,93 ini.

Karena masih semester 5 inilah, maka peluang Rifky untuk menulis lanjutan kesehariannya sebagai mahasiswa kedokteran hewan, mahasiswa koas, dan nantinya praktisi dokter hewan setelah lulus masih terbuka sangat lebar dalam buku-buku selanjutnya. Selamat Rifky! Dan teruslah berkarya. [Hanif]

Â