About SVMBS Study Programs Admission Academic Facilities Service Directory Event contact Language

Pakar Farmakologi SKHB IPB University Beri Kontribusi dalam Penyusunan Pedoman Penggunaan Antibiotik Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan

Tiga pakar farmakologi dari Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University telah terlibat sebagai narasumber dalam penyusunan Pedoman Penggunaan Antibiotik Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Ketiganya ialah Dr Andriyanto, Dr Aulia Andi Mustika dan Dr Min Rahminiwati merupakan dosen dari Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmaklogi SKHB IPB University.

“Antibiotik merupakan salah satu cara untuk menanggulangi mikroba patogen,” ungkap Dr Aulia. Indonesia sebagai negara dengan iklim tropikal lembab sangat memungkinkan pertumbuhan mikroba, di antaranya mikroba patogen. “Penggunaan antibiotik yang tidak bijak dan tidak tepat dapat memicu terjadinya resistansi silang pada mikroba. Untuk itu, perlu dilakukan berbagai upaya serius dalam menata penggunaan antibiotik sesuai dengan kebutuhan dan aspek tujuan penggunaannya,” imbuhnya.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan bekerjasama dengan FAO ECTAD Indonesia menyusun pedoman umum penggunaan antibiotik di bidang peternakan dan kesehatan hewan. Penyusunan pedoman ini melalui proses yang panjang, dimulai sejak tahun 2020 dan akhirnya dapat diselesaikan lalu dipublikasikan pada tahun 2021 yang lalu. Penyusunan pedoman ini sendiri telah melibatkan berbagai narasumber, baik dari kalangan akademisi (Perguruan Tinggi), Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), Lembaga Swadaya Masyarakat, maupun instansi pemerintah lainnya.

Pedoman umum penggunaan antibiotik ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk semua pemangku kepentingan dalam hal penggunaan antibiotik secara bijak dan bertanggungjawab, pengendalian laju resistansi antibiotika, serta pedoman untuk penegakan hukum dalam penggunaan antibiotik di bidang peternakan dan kesehatan hewan. “Dengan adanya pedoman tersebut diharapkan dapat membantu peran Dokter hewan di lapangan maupun instansi lainnya dalam menentukan pemilihan antibiotik yang tepat dan sesuai, sehingga dapat meminimalisir terjadinya resistensi maupun residu pada produk pangan asal hewan,” ungkap Dr Aulia mengakhiri penjelasan tentang manfaat pedoman ini bagi dunia peternakan dan kedokteran hewan. (aam/km)