14 September 2013. Fitri Suzana, salah satu mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan IPB semester 7 bersama-sama dengan 13 mahasiswa Institut Pertanian Bogor lainnya, serta 9 mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada dan 10 mahasiswa dari Universitas Hassanudin telah mengikuti Service Learning Program (SLP) di pulau Shikoku, Jepang pada bulan Agustus-September 2013. Program ini diselenggarakan oleh Six University Initiative Japan Indonesia (SUIJI). SUIJI-SLP merupakan program yang dilaksanakan atas kerja sama tiga universitas di Indonesia, yaitu IPB, UGM, dan UNHAS bersama dengan tiga universitas di Jepang, yaitu Ehime University, Kagawa University, dan Kochi University.

 

14 September 2013. Fitri Suzana, salah satu mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan IPB semester 7 bersama-sama dengan 13 mahasiswa Institut Pertanian Bogor lainnya, serta 9 mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada dan 10 mahasiswa dari Universitas Hassanudin telah mengikuti Service Learning Program (SLP) di pulau Shikoku, Jepang pada bulan Agustus-September 2013. Program ini diselenggarakan oleh Six University Initiative Japan Indonesia (SUIJI). SUIJI-SLP merupakan program yang dilaksanakan atas kerja sama tiga universitas di Indonesia, yaitu IPB, UGM, dan UNHAS bersama dengan tiga universitas di Jepang, yaitu Ehime University, Kagawa University, dan Kochi University.

Peserta program SUIJI-SLP terdiri dari mahasiswa Indonesia dan mahasiswa Jepang, dibagi menjadi lima kelompok dan ditempatkan di lima desa yang ada di wilayah Ehime Prefecture, Kagawa Prefecture, dan Kochi Prefecture. Mahasiswa yang terlibat ditugaskan untuk melihat kondisi aktual di daerah tersebut, mengkaji permasalahan yang ada, serta bekerja sama dalam memberikan solusi untuk pemecahan masalah.

Program ini telah terlaksana dengan baik, memberikan pengalaman yang luar biasa, baik untuk mahasiswa Indonesia maupun mahasiswa Jepang. Para peserta belajar untuk menjadi lebih disiplin, rajin, peduli terhadap masyarakat sekitar, dan berani mengemukakan pendapat di dalam forum.

Jenis kegiatan yang dilakukan berbeda-beda di setiap desa tetapi tetap dengan tujuan yang sama, yaitu pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Desa yang dikunjungi peserta SUIJI-SLP adalah: Komobuchi, Tonoe, dan Zenitsubo yang berada di Ehime Prefecture; Shodoshima yang berada di Kagawa Prefecture; serta Kashiwa Jima yang berada di Kochi Prefecture.

“Salah satu tempat yang dapat saya uraikan sebagai contoh adalah Zenitsubo,” ujar Fitri ketika ditanya soal pengalamannya mengikuti program ini. “Permasalahan yang ada di Zenitsubo yaitu penurunan jumlah penduduk terutama yang berusia muda, sehingga tidak ada generasi penerus untuk mengembangkan wilayah tersebut. Zenitsubo hanya memiliki 9 rumah yang letaknya berjauhan satu sama lain, sedangkan sumber daya yang ada di tempat tersebut begitu berlimpah, berupa sumber daya laut (budi daya kerang, pemancingan, dan pemandangan laut yang indah), serta sumber daya darat (perkebunan jeruk, kayu ubamegashi). Meskipun masih belum dapat memberikan solusi yang optimal untuk pemecahan masalah di desa tersebut, tetapi peserta sudah melakukan usaha terbaik dan mendapatkan respon positif dari penduduk setempat.

Persahabatan terjalin erat antar sesama peserta, baik peserta dari Indonesia maupun dari Jepang tanpa memandang perbedaan yang ada. Setiap perbedaan malah menjadi ajang “cultural sharing” yang dapat mengakrabkan masing-masing peserta.

Selama mengikuti kegiatan ini mahasiswa Indonesia dituntut untuk dapat beradaptasi dengan cepat: beradaptasi terhadap cuaca dan makanan Jepang, belajar budaya dan kesenian Jepang, serta menghormati aturan yang berlaku di daerah setempat. Pada kesempatan tersebut tidak lupa mahasiswa Indonesia memperkenalkan budaya Bumi Pertiwi, memberikan oleh-oleh khas dari berbagai daerah di Indonesia, memasak beberapa makanan khas, seperti nasi goreng, pisang goreng, soto Makasar, dll; serta mengajarkan tarian dan permainan tradisional.

Setelah mengikuti program ini, mahasiswa merasa telah mendapatkan pengalaman berharga seperti peningkatan kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama dalam tim, kemampuan menganalisa dan memecahkan masalah sosial, serta berperan aktif dalam memberikan kontribusi untuk pembangunan di daerah pedesaan.