About SVMBS Study Programs Admission Academic Facilities Service Directory Event contact Language

Kuliah Dosen Tamu Luar Negeri

[et_pb_section fb_built=”1″ _builder_version=”4.7.0″ _module_preset=”default”][et_pb_row _builder_version=”4.7.0″ _module_preset=”default”][et_pb_column _builder_version=”4.7.0″ _module_preset=”default” type=”4_4″][et_pb_text _builder_version=”4.7.0″ _module_preset=”default” hover_enabled=”0″ sticky_enabled=”0″]

Kuliah semester ganjil 2020-2021 di FKH IPB University ditandai dengan adanya program dosen tamu dari luar negeri. Kuliah dosen tamu ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan akademik dan kualitas kurikulum, serta melatih softskill komunikasi berbahasa asing. Departemen AFF menghadirkan dosen tamu Dr Mulyoto Pangestu, dosen dari Faculty of Medicine, Nursing and Health Sciences Monash University untuk memberikan kuliah pada mahasiswa S1 reguler semester 3 pada MK Embriologi dan Genetika Perkembangan. Kuliah tamu disampaikan secara daring pada Sabtu, 19 Desember 2020 dengan topik Embryo Biotechnology Update.

Kuliah dibuka dengan penyampaian Biodata dosen tamu oleh Prof Arief Boediono, dosen pengampu matakuliah dari Departemen AFF. Dalam kuliahnya, Dr Mulyoto menyampaikan latar belakang perkembangan dan pentingnya bioteknologi embrio dalam menunjang berbagai aspek, meliputi produksi, populasi, hobi, dan konservasi, serta berbagai metodenya seperti artificial insemination (AI), multiple ovulation and embryo transfer (MOET), in vitro embryo production, ovum pick-up, dan non-generative techniques seperti klon dan modifikasi gen pada gamet dan embrio. Secara khusus, koordinator program studi master Clinical Embryology Monash University ini menyampaikan kepentingan kriopreservasi di dalam proses penyimpanan gamet dan embrio serta mengatasi kendala proses transportasi untuk tujuan konservasi. Hal menarik lainnya yang disampaikan oleh Dr Mulyoto ialah dengan bioteknologi embrio dapat mempersingkat transmisi generasi ketika diaplikasikan untuk tujuan seleksi genetik, terutama pada sapi. Jika menggunakan reproduksi biasa satu generasi pada sapi dibutuhkan dua tahun untuk mencapai pubertas serta ditambah sembilan bulan untuk masa kebuntingan, maka dengan teknik stem cell, induksi primordial germ cells, dan produksi embrio secara in vitro bisa mempersingkat masa transmisi menjadi dalam hitungan minggu.

Di akhir paparannya, alumnus Universitas Diponegoro dan Monas University ini menyampaikan manfaat bioteknologi embrio dan modifikasi genetik dalam bidang modifikasi produk, animal model untuk penyakit, uji obat, editing gen, dan produksi embrio secara generatif dan non-generatif. Penerima Young Inventor Award kriopreservasi metode beku-kering spermatozoa ini juga menekankan pentingnya penentuan fase estrus pada hewan resipien jika ingin berhasil dalam mengaplikasikan bioteknologi embrio pada hewan terutama pada sapi.

Dihadiri oleh 76 mahasiswa, kuliah tamu diakhiri dengan sesi tanya-jawab. Banyak hal menarik dalam sesi tanya-jawab ini, di antaranya konservasi satwa terancam punah, rekombinan DNA untuk produksi bahan obat, pengembangan sapi-sapi lokal, serta sharing strategy peternakan di Australia. Salah satu yang menarik dari pertanyaan peserta mahasiswa ialah terkait isu etika dalam penggunakan bioteknologi embrio. Isu-isu etik ini dijelaskan dengan sangat baik oleh Dr Mulyoto dengan mencontohkan film-film seperti Twins, My Sister’s Keeper, dan the Man Behind the Gun, yang intinya sebagaimana teknologi yang lain, bioteknologi embrio dapat digunakan untuk kebaikan atau sebaliknya untuk kejahatan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya, bioteknologi embrio haruslah diawasi oleh suatu komite etik yang akan menjamin teknologi ini tidak disalah-gunakan dan hanya digunakan untuk kemaslahatan masyarakat atau komunitas. (km/ab)

Sumber : http://aff.fkh.ipb.ac.id/kuliah-dosen-tamu-luar-negeri-embryo-biotechnology-update/

[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]