KADAR TOTAL PROTEIN, ALBUMIN DAN GLOBULIN PADA DARAH SAPI PERAH BETINA BERUMUR SATU SAMPAI DUA BELAS BULAN

(Level of Total Protein, Albumin and Globulin at Dairy Cattle From One Until Twelve Months of Age)

KRISOSTOMUS CAESAR YANTO NUGROHO, SUS DERTHI WIDYHARI

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi, dan sampai saat ini masalah akan kecukupan gizi masih belum dapat diselesaikan. Berbagai upaya pun telah dilakukan demi tercukupnya kebutuhan nutrisi masyarakat. Pemerintah melakukan usaha-usaha pemenuhan kebutuhan nutrisi melalui peningkatan dan pemanfaatan sektor pertanian dan peternakan. Salah satu sumber nutrisi yang penting adalah protein. Protein dapat diperoleh dari daging, susu dan telur. Susu sapi merupakan bahan nutrisi yang cukup penting dan kaya akan gizi (Zhang et.al 1998)

Sapi perah merupakan salah satu sumber daya penghasil susu yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan bermanfaat untuk masyarakat. Susu sapi sangat baik karena mengandung banyak nutrisi yang sangat diperlukan oleh tubuh manusia. Namun tidak hanya itu, susu sapi pun sangat baik diberikan kepada balita karena nilai gizinya yang sangat baik dapat membantu tumbuh kembang balita sehingga susu sapi dianggap sebagai sumber makanan pengganti ASI (Air Susu Ibu) (Rahimah 2010).

Ternak sapi perah memiliki manfaat yang lebih luas dan bernilai ekonomis lebih besar dibandingkan dengan usaha ternak yang lain. Sapi perah merupakan hewan herbivora yang berperan sebagai pengumpul bahan pakan bergizi rendah yang diubah menjadi bahan bergizi tinggi bagi manusia melalui produksi susu dan daging.

Jenis sapi perah yang diternakkan di Indonesia kebanyakan dari jenis Bos taurus (sapi yang berasal dari daerah sub tropis), yaitu sapi Fries Holland atau Friesian Holstein yang biasa disingkat FH. Sapi ini mampu memproduksi susu dalam jumlah tinggi pada masa laktasi di daerah asalnya, tetapi pada daerah tropis seperti Indonesia, sifat tersebut tidak terekspresi secara maksimal karena tidak sesuai dengan kondisi daerah asalnya, walaupun sapi tersebut mempunyai daya adaptasi yang cukup tinggi (Usman 2006). Dalam upaya memenuhi kecukupan dan kebutuhan susu nasional diperlukan usaha peningkatan produksi sapi perah atau produksi ternak di Indonesia.

Usaha peningkatan produksi ternak harus diimbangi dengan manajemen ternak yang baik. Melalui manajemen ternak yang baik inilah kita dapat memperoleh susu sapi yang berkualitas tinggi dan juga kuantitas yang lebih banyak. Monitoring kesehatan secara rutin juga harus dilakukan, karena menjaga kesehatan hewan ternak merupakan syarat utama dalam peningkatan produksi ternak. Seorang dokter hewan perlu melakukan pemeriksaan secara laboratorium untuk hewan-hewan yang dicurigai sakit sehingga usaha pencegahan dapat diterapkan secara maksimal.

Indonesia yang beriklim tropis hingga saat ini belum memiliki parameter acuan mengenai data normal kadar total protein, albumin dan globulin dari sapi FH yang berumur 1–12 bulan. Data tentang parameter ini belum banyak diungkap.

Pentingnya kita melihat status fisiologi dan gambaran darah dari anak sapi dalam masa pertumbuhan karena pada masa-masa pertumbuhan ini sapi rentan akan penyakit. Sapi pada masa pertumbuhan dapat menjadi penentu kualitas di masa laktasi, perolehan anak, dan untuk produksi daging (sapi potong). Oleh karena itu berbagai upaya tindakan harus dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit pada anak sapi dalam masa pertumbuhan yang nantinya akan berdampak pada masa produksi.

Pengambilan sampel dilakukan di peternakan sapi perah PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos Ciawi Bogor, Jawa Barat. Analisis sampel darah sapi dilakukan di laboratorium Patologi Klinik Bagian Penyakit Dalam Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan IPB, Bogor. Sampel darah kemudian dianalisis terlebih dahulu untuk menggunakan alat spektofotometer untuk mendapatkan data. Data dibagi menjadi dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh setelah dilakukan analisis menggunakan metode standar deviasi, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur berbagai buku, skripsi, tesis, jurnal, dan internet.

Hasil analisis sampel darah tersebut menunjukan bahwa terjadi penurunan nilai total protein dan globulin dari umur 1-6 bulan yang menjadi titik perhatian. Penurunan tersebut menjadi perhatian utama agar dapat dilakukan upaya-upaya peningkatan nilai produksi guna mendapatkan sapi perah yang berkualitas saat masa dewasa (produksi). Penurunan tersebut dapat mengindikasikan status kesehatan sapi yang menurun, namun dari data yang diperoleh terjadi peningkatan nilai albumin dari umur 1-6 bulan yang menyatakan bahwa sapi dalam keadaan sehat (tidak sakit secara klinis). Penurunan nilai total protein dan globulin tidak selalu mengambarkan bahwa individu mengalami gangguan kesehatan atau sakit.

Perlu dilakukan penelitian dan analisa lebih lanjut mengenai fraksi protein (alpha, beta, dan gamma) guna mengetahui pengaruhnya pada pertumbuhan sapi khususnya pedet. Perlunya perhatian yang lebih baik pada sapi umur 6 bulan, karena pada umur 6 bulan merupakan masa riskan sapi perah dalam masa pertumbuhannya.

Kata Kunci: spektofotometer, sapi perah, darah, total protein, albumin, globulin

ABSTRACT

The aim of this reaserch is to analyze blood profil of total protein, albumin, and globulins. Fifteen Friesien Holstein calves were used in this study and the calves were divided into five groups of age. The blood was withdrawn from jugularis vein using 5 ml syringe and 18G needle. Blood were sentrifuse with speed 1500 rpm during 15 minutes to take the serum. Serum have been analyzed using spektofotometer to get the data. Quantitative data were counted using standart deviation and using deskriptive methode for looking a value from each sampel. The result of this study is physiologcal profiles of standart level of total protein, albumin, and globulin at dairy cattle from one until twelve months of age that use for reference.

Keywords : spectofotometer, cattle, blood, Total Protein, Albumin, Globulin