KEDIRI, fkh.ipb.ac.id – Sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat yang terdampak langsung oleh letusan Gunung Kelud (13 Februari 2014) yang lalu, FKH IPB sesuai dengan bidangnya telah mengirimkan Tim Pemeriksaan Kesehatan Hewan yang terdiri dari dokter hewan dan paramedik ke Kediri, Jawa Timur. Tim yang diketuai oleh Dr. Drh. Amrozi dengan anggota Dr. Drh. R. Harry Soehartono, MAppsS, Drh. Aulia Miftahur Rahman, Kosasih, Irfan Suryadi dan Chaerul Suparman telah bertugas dari tanggal 25-27 Februari 2014, melayani beberapa kecamatan yang berjarak 5-9 Km dari Puncak Gunung Kelud. Tim melakukan pelayanan berupa pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan pemeriksaan status reproduksi dengan menggunakan ultrasonografi.

KEDIRI, fkh.ipb.ac.id – Sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat yang terdampak langsung oleh letusan Gunung Kelud (13 Februari 2014) yang lalu, FKH IPB sesuai dengan bidangnya telah mengirimkan Tim Pemeriksaan Kesehatan Hewan yang terdiri dari dokter hewan dan paramedik ke Kediri, Jawa Timur. Tim yang diketuai oleh Dr. Drh. Amrozi dengan anggota Dr. Drh. R. Harry Soehartono, MAppsS, Drh. Aulia Miftahur Rahman, Kosasih, Irfan Suryadi dan Chaerul Suparman telah bertugas dari tanggal 25-27 Februari 2014, melayani beberapa kecamatan yang berjarak 5-9 Km dari Puncak Gunung Kelud. Tim melakukan pelayanan berupa pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan pemeriksaan status reproduksi dengan menggunakan ultrasonografi.

Kegiatan berlangsung di Dusun Lahar Pang, Perkebunan Mangli, Satak, dan  Asmorobangun (Kec. Puncu), serta Desa Kepung (Kec. Kepung). Ternak yang telah diberikan pemeriksaan dan pengobatan seluruhnya berjumlah 396 ekor. Pemeriksaan dilakukan di beberapa lokasi kelompok tani yang memiliki program penggemukan dan breeding sapi potong.

Kasus-kasus yang sering dijumpai berupa penurunan body condition score, penurunan nafsu makan, gatal dan luka di kulit. Pengobatan berupa pemberian multivitamin, antelmentik, antibiotik serta pemeriksaan kebuntingan dengan USG.

Pemeriksaan kesehatan dan satus reproduksi (kebuntingan) juga bertujuan untuk menentukan apakah sapi-sapi tersebut selanjutnya dapat dipelihara ataukah sebaiknya dijual untuk dipotong, tergantung dari hasil pemeriksaan. Jika kondisi kesehatan masih baik atau sapi sedang bunting, maka dianjurkan untuk tetap dipelihara.

Peternak telah menyambut baik kegiatan tersebut dengan terlibat langsung memandu Tim ke berbagai lokasi ternak berada. Peternak juga mengharapkan kegiatan ini dapat dilaksanakan kembali secara berkala terutama untuk pemeriksaan status reproduksi dan penyakit dalam. Diharapkan, kegiatan ini dapat membantu meringankan beban peternak korban letusan Gunung Kelud melalui pelayanan kesehatan ternak.