PERBANDINGAN KUALITAS HASIL SINKRONISASI ESTRUS MENGGUNAKAN PROSTAGLANDIN DENGAN PENYUNTIKAN INTRAMUSKULAR DAN INTRAVULVA PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH

(The Comparation Quality of Estrous Synchronization by Prostaglandin with Intramuscular Injection and Intravulva Injection in Peranakan Etawah Goat)

ELVI DWI YUNITASARI, M. AGUS SETIADI

FULL TEXT PDF

ABSTRAK

Penelitian tentang perbandingan kualitas hasil sinkronisasi estrus dilakukan pada 20 ekor kambing peranakan etawah betina. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan respon estrus serta waktu timbulnya dan lamanya estrus antara dua metode penyuntikan yang berbeda. Hewan dibagi menjadi dua kelompok dan disinkronisasi dengan PGF2α dua kali penyuntikan dengan jarak 11 hari. Kelompok pertama dengan penyuntikan intravulva dan kelompok kedua penyuntikan intramuskular. Pengamatan estrus dilakukan lima hari setelah penyuntikan yang kedua dengan memasukkan pejantan pengusik. Pengamatan dilakukan setiap pukul 09.00-10.00; 12.00-13.00 dan 16.00-17.00. Hasil penelitian didapatkan kambing dengan penyuntikan intravulva memiliki respon estrus lebih tinggi dari pada metode penyuntikan intramuskular (50% dibandingkan 30%). Onset estrus lebih cepat pada metode penyuntikan intravulva dari pada penyuntikan intramuskular (42.91±25.27 jam dibandingkan 56.48±29.81 jam). Durasi estrus lebih lama pada metode penyuntikan intravulva dari pada penyuntikan intramuskular (55.33±28.47 jam dibandingkan 28.41±3.71 jam). Pada penelitian ini dapat disimpulkan kualitas estrus dengan metode penyuntikan intravulva lebih baik dari pada intramuskular.

Kata kunci: intramuskular, intravulva, peranakan etawah, sinkronisasi estrus

ABSTRACT

Study of Comparation Quality of Estrous Syncronization was done on 20 female peranakan etawah goats. This study was conducted to find out comparation of respons estrous, onset of estrous, and duration of estrous after two different methods. Animals were divided into two groups namely 10 goats were synchronized using double dose injection of PGF2α with 11 days appart. The first group was injected by intravulva’s method and the second group by intramuscular’s method. The estrous characteristic were observed for 5 days after second injection by introduced male goat in to the female. The estrous observation was done for 3 times a day at 09.00-10.00; 12.00-13.00 and 16.00-17.00. Respon of estrous in the intravulva’s method group was higher than intramuscular’s method (50% vs. 30%). Onset of estrous in the intravulva’s method group was faster than intramuscular’s method (42.91±25.27 hours vs. 56.48±29.81 hours). Duration of estrous in the intravulva’s method group was longer than intramuscular’s method (55.33±28.47 hours vs. 28.41±3.71 hours). It can be concluded that quality of estrous by intravulva’s method was better than intramuscular’s method.

Keywords: estrous synchronization, intramuscular, intravulva, peranakan etawah goat

FULL TEXT PDF