Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University selenggarakan kegiatan talkshow ”Pemilihan dan Penanganan Pangan Asal Hewan dari Hewan Rentan PMK”, pada 22/05. Kegiatan ini merupakan kolaborasi Sapa Agrianita SKHB dengan PIDHI, PDHI, dan SKHB IPB University. Kegiatan talkshow ini bertujuan untuk menjawab kekhawatiran masyarakat terkait mewabahnya virus PMK, bagaimana menghadapi wabah PMK pada hewan, serta cara pemilihan dan penanganan produk hasil hewan yang rentan terkena PMK.

Acara ini dihadiri oleh Dekan SKHB IPB University, Wakil Dekan SKHB, Ketua Agrianita IPB University, Ketua Agrianita SKHB, Ketua Umum PIDHI, dosen, mahasiswa, dan masyarakat umum. Bertindak sebagai narasumber dalam kegiatan talkshow ini ialah Dr. Denny Widaya Lukman, pakar kesehatan masyarakat veteriner IPB University.

Ketua Agrianita SKHB Henny Endah Anggraeni dalam sambutannya menyampaikan terimakasih kepada pimpinan SKHB IPB University, Ketua Agrianita IPB University, Ketua PIDHI, Ketua PDHI, dan seluruh panitia penyelenggara. “Semoga acara talkshow ini dapat memberikan banyak manfaat untuk kita semua dalam menghadapi wabah PMK,” ucapnya.

”Wabah PMK menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat. Masyarakat sering mengkonsumsi daging, susu, dan produk olahan hewan lainnya. Menanggapi kekhawatiran tersebut Sapa Agrianita menyelenggarakan talkshow. Dr. Denny Widaya Lukman akan memberikan informasi dan pengetahuan kepada kita terkait pemilihan pangan asal hewan, cara memasak daging dan susu sehingga aman dikonsumsi, serta tindakan yang harus dilakukan oleh masyarakat dalam menghadapi wabah PMK,” ungkap Ketua PIDHI Tri Isyani Tungga Dewi.

“Terima kasih atas kolaborasi dari Agrianita SKHB IPB, PIDHI, dan PDHI yang telah menyelenggarakan acara talkshow ini, sehingga dapat memberikan pencerahan kepada kita semua terkait dengan wabah PMK,” kata Ketua Agrianita IPB University Retna Widayawati dalam sambutannya.

Dr Denny Widaya Lukman menyampaikan hewan yang rentan terserang PMK ialah hewan yang berkuku genap, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi. Penyakit ini sangat menular, tingkat kesakitan atau morbiditas yang relatif tinggi mencapai 100%, tetapi kematian yang rendah. Kematian dilaporkan paling tinggi hanya 5% dan pada ternak muda bisa mencapai 20%. Kematian ini disebabkan karena hewan tidak mampu makan atau minum sehingga kekurangan zat nutrisi.

”Gejala hewan yang terjangkit PMK ditandai dengan lepuh atau sariawan di mulut serta keluar air liur yang kental dan berbusa di sekitar mulut, dan terdapat luka pada kaki hewan,” imbuhnya.

”Pemilik ternak, pengelola kandang, dokter hewan, paramedik, serta orang yang kontak langsung dengan hewan harus memperhatikan kebersihan dan sanitasi diri, agar tidak menulari hewan yang masih sehat” himbau Dr Denny.

Dr Denny menyampaikan tips berbelanja di pasar dengan aman dalam menghadapi virus PMK. Belilah produk daging di penjual yang sudah dikenal. Pembelian daging sebaiknya menggunakan wadah agar tidak mencemari lingkungan. Lebih lanjut, Dr Denny menyampaikan bahwa Kota Bogor saat ini telah mewajibkan pedagang daging memilki sertifikat SKKD (Surat Keterangan Kesehatan Daging) sehingga produk daging yang dijual aman untuk diperjual-belikan dan dikonsumsi.

”Masyarakat yang hendak mengolah daging dengan merebus terlebih dahulu atau dimasukkan ke freezer yang tujuannya untuk mematikan virus yang ada di dalam daging tersebut,” sarannya.

Sebagai antisipasi penyebaran virus PMK, masyarakat atau panitia hewan kurban/iduladha perlu melakukan beberapa hal. ”Pastikan bahwa hewannya sehat disertai surat keterangan kesehatan hewan dari daerah asal, berkoordinasi dengan petugas dinas yang membidangi peternakan dan kesehatan hewan, dan jika terdapat hewan yang terjangkit PMK segera laporkan. Selain itu, setiap kota atau kabupaten memiliki hotline sehingga bilamana terjadi hal yang dicurigai dapat melaporkan melalui hotline tersebut,” ujarnya mengakhiri perbincangan talkshow ini. (ns/km)