IPB University mengirimkan tim kesehatan hewan dari Sekolah Kedokteran Hewan dan Ilmu Biomedik (SKHB) yang diketuai Prof drh Agik Suprayogi untuk melaksanakan kegiatan Konsultasi Klinik Terpadu (Konikdukeswan), Selasa (4/7) di Desa Sembung, Kecamatan Sukorame, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

Kegiatan ini merupakan respon cepat dari IPB University dalam membantu petani yang kesulitan menghadapi wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) dan penyakit kulit menggumpal (LSD). Program ini disponsori oleh Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim (PMA) IPB University dan didukung oleh Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Perdesaan (PSP3) IPB University.

Empat dokter hewan IPB University, termasuk guru besar, terjun ke lapangan untuk memberikan pencerahan melalui konsultasi klinis kepada para peternak di Sekolah Peternakan Umum (SPR) IPB University di Kabupaten Lamongan.

Konsultasi klinis diberikan di ruang praktik dokter hewan yang meliputi Ruang Klinik Penyakit Klinis Peternakan (Dr drh Retno Wulansari), Ruang Klinik Penyakit Parasit Ternak (Prof drh Fadjar Satrija), Ruang Klinik Penyakit Viral (Dr drh Sri Murtini) dan Klinik Kesehatan Lingkungan (Prof drh Agik Suprayogi).

“Kegiatan ini merupakan aksi IPB University atas permintaan para peternak, mengingat mereka tidak mengetahui terjadinya wabah PMK dan LSD yang sering muncul di SPR mereka. Hal ini tentu saja menimbulkan keresahan masyarakat,” ujar Prof Agik yang merupakan juga Ketua Unit Pengelola SPR IPB University saat kegiatan Konikdukeswan di Balai Desa Sembung (4/7).

Peternak sangat antusias dan senang mengikuti acara ini. Tak kurang dari 75 orang yang sebagian besar peternak hadir dan berkonsultasi. Pengelola SPR Bersama Sejahtera Sukorame, Iqbal mengatakan, para peternak senang karena suratnya kepada Rektor IPB University bisa ditanggapi dengan cepat. “Kami sekarang mendapatkan pencerahan dari pakar IPB University,” ujarnya.

Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan, Drh Rahendra Prasetya Eko Sudarsono menyampaikan terima kasih kepada tim kesehatan hewan IPB University. Dikatakannya, pihaknya sangat terbantu dengan kehadiran pakar IPB University di Kabupaten Lamongan.

“Kita bersyukur PMK dan LSD di Kabupaten Lamongan sudah surut. Kehadiran para pakar IPB University sangat membantu kami dalam mengedukasi para peternak mengenai berbagai penyakit ternak, khususnya PMK dan LSD. Terima kasih IPB University,” ujarnya.

Pelaksanaan kegiatan ini juga melibatkan dokter hewan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan. Drh Maria Heni Widyastuti, salah satu dokter hewan yang terlibat menyatakan pihaknya telah menangani PMK dan LSD di Kabupaten Lamongan dengan kekuatan penuh.

“Kehadiran pakar kesehatan hewan IPB University menambah kepercayaan diri kami dalam menangani kesehatan hewan, mengingat banyak informasi dan pengalaman yang dapat diberikan oleh dokter hewan senior IPB University kepada kami,” ujar drh Heni yang juga alumnus Fakultas Peternakan ini. Kedokteran Hewan (sekarang SKHB) IPB University.

Sementara itu, menurut Prof Fadjar, pada umumnya keluhan peternak dalam konsultasi adalah tentang terjadinya dan penanganan penyakit parasit yang dapat mengganggu pertumbuhan dan kekebalan ternak, selain berbagai kasus reproduksi ternak yang juga sering terjadi. Dr Sri Murtini menambahkan, petani masih belum memahami proses penyakit terutama PMK dan LSD.

“Alhamdulillah, dalam acara konsultasi ini, mereka kebanyakan mengerti. Permasalahan klasik peternakan yaitu kecukupan pakan, pencemaran lingkungan dan aspek pemasaran tampaknya masih menjadi kendala mereka,” tambah Prof Agik.

Prof Agik berharap kegiatan Konikdukeswan ini mampu mengobati kekhawatiran para peternak SPR IPB University di Kabupaten Lamongan terkait kesehatan hewan khususnya kejadian PMK dan LSD, serta memberikan harapan baru bagi kesehatan ternaknya. “Di situlah seharusnya para pakar IPB University mengamalkan ilmunya dari kampus tercinta, IPB Jaya,” pungkasnya. (asp/Rz/AP) (IAAS/YMK)